This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Thursday, November 29, 2012

Selamat Datang ke Blog Resmi Ikatan Duta Museum Indonesia

Selamat Datang!
Ini adalah blog resmi Ikatan Duta Museum Indonesia.

Pemilihan Duta Museum Indonesia  pertama kali dilaksanakan pada tahun 2012. Selama 10 hari, ke 65 duta museum dari 33 provinsi di seluruh Indonesia menjalani karantina di Hotel Aryaduta Semanggi, Jakarta. Para duta museum provinsi menjalani pembekalan dan pelatihan di bidang permuseuman, kepribadian, pengembangan diri, table manner, dan lainnya. Para Duta Museum benar-benar dipersiapkan untuk menjadi endorser yang handal ketika nanti telah kembali ke saerah asalnya.

Akhirnya terpilihlah Duta Museum Indonesia 2012, yaitu Chandra Alfindodes, Duta Museum perwakilan Provinsi Riau. Segera setelah dipilihnya Duta Museum Indonesia 2012, para Duta Museum sepakat untuk membentuk sebuah wadah ataupun lembaga yang dapat menampung segala aspirasi dan kreativitas para Duta Museum, yaitu IDMI (Ikatan Duta Museum Indonesia). Hadirnya blog ini adalah salah satu upaya untuk memperkenalkan Duta Museum ke masyarakat khususnya kalangan muda. Dan juga sebagai media bagi para Duta Museum untuk mempublish tulisan dan hasil karya mereka kepada khalayak ramai.
Salam Duta Museum! Museum, di hatiku .. ! :)

Berikut daftar nama-nama Duta Museum perwakilan provinsi seluruh Indonesia:

Aceh:
Mujiburrizal

Sumatera Utara:
Robby Setiawan Surbakti
Nuri Yunita Hasan Nasution

Riau:
Chandra Alfindodes
Wan Aniska

Sumatera Barat:
Viveri Yusdianto
Dedi Asmara

Kepulauan Riau:
Ii Sartika
Ayteri Yanti

Jambi:
Ade Saputra Chaniago
Merti Megawati

Bengkulu:
Rifki Bidasarandi
Indah Angelia

Sumatera Selatan:
Khotman
Harleni

Kepulauan Bangka Belitung:
Ichsan Fitriyanto
Sannaz Dilla

Lampung:
Muhammad Ardiansyah Lastianur
Titi Wulandari Agoestina

Banten:
Supriyadi
Rizky Pramuditha

Jawa Barat:
Kiki Rizki Kurniawan
Nathan Kamulyan

DKI Jakarta:
Maulana Muhammad
Olivia Sandra Parinduri

Jawa Tengah:
Dwi Rahmi Suryandari
Tyas Windu Manisa

Yogyakarta
Indra Aizen Putra
Winda Latifah

Jawa Timur:
Denada Riskitavani
Kiki Aishwara

Bali:
I Gusti Made Oka Dwipayana
Ni Ketut Evi Sumayanti

Nusa Tenggara Barat:
Yulia Ayu Triana Hutagalung
I Gusti Ayu Ray Suandari

Nusa Tenggara Timur:
Fidelis Nogor
Nancy Agatha Florida

Kalimantan Barat:
Eko Teguh Prasetyo
Susilowati

Kalimantan Selatan:
Rachmat Ramadhan
Tiara Isyana

Kalimantan Tengah:
Yerson
Tri Wulan

Kalimantan Timur:



Sulawesi Utara:
Hizkia Rendi Sondakh
Vhania Oshea Merciano

Gorontalo:
Irvan Dud
Mutia Rahmy Sari Suleman

Sulawesi Barat:
Sitti Sadania
Arham Jaya

Sulawesi Tengah:
Ainar Tri Asita
Hasan

Sulawesi Selatan:
Muhammad Anshar
A Besse Fatimah Almira

Sulawesi Tenggara:
Shelly Purnamasari Siddiq

Maluku:
Yherny Eirumkuy
Andre Paulus Saleky

Maluku Utara:
Risnawati Yunus

Papua Barat:
Sergio
Sadrak Simbiak

Papua:
Rolina Raubaba
Therrypena Whyujian Kemalasari








 






"Ayo ke Museum" by Dedi Asmara, Duta Museum Sumatra Barat


A.       Pendahuluan.

Menurut The International Council of Museums (ICOM) mendefinisikan Museum adalah sebuah lembaga yang bersifat tetap, tidak mencari keuntungan, melayani masyarakat dan perkembangannya, terbuka untuk umum, yang memperoleh, merawat, menghubungkan dan memamerkan, untuk tujuan studi, pendidikan dan kesenangan, barang-barang pembuktian manusia dan lingkungannya. Selain itu defenisi museum diperkuat oleh PP No. 19 Tahun 1995 tentang Pememanfaatan Benda Cagar Budaya di Museum pasal 1 ayat 1 yang berbunyi Museum adalah lembaga, tempat penyimpanan, perawatan, pengamanan dan pemanfaatan benda-benda materil, hasil budaya manusia serta alam dan lingkungannya guna menunjang upaya perlindungan dan pelestarian kekayaan budaya bangsa.

Dari dua pengertian diatas, fungsi dan peran museum sangat penting dalam sejarah dan budaya bangsa. Ada beberapa point penting yang menjadi potensi dari museum antara lain Pertama, museum adalah tempat pelestarian, pendidikan non formal, penelitian dan bagian dari industri budaya. Kedua, minat untuk mendirikan museum dari waktu ke waktu  cendrung meningkat oleh pemerintah, perorangan, komunitas, instansi swasta, dan perguruan tinggi. Ketiga, terbentuknya asosiasi yang mengelola museum, seperti Asosiasi Museum Indonesia (AMI). Keempat, Program tanggung jawab museum (CSR, Corporate Social Responsibility) pada perusahaan yang membantu mempopulerkan museum. Kelima, beberapa perguruan tinggi mulai mengembangkan studi tentang museum. Keenam, dukungan dari komunitas yang aktif membuat program-program permuseuman untuk publik.

B.  Pembahasan    

Pandangan umum terhadap museum bagi masyarakat Indonesia adalah tempat menyimpan barang kuno dan angker. Pandangan demikian sudah berpuluhan tahun dan sampai saat sekarang ini masih belum berubah. Berbeda dengan Negara maju, pada musim liburan sekolah dan universitas para guru dan mahasiswa mengunjugi museum untuk melakukan proses pembelajaran dan riset sambil rekreasi. Kenyataan ini tersebut berbeda dengan Indonesia. Dimana pada musim libur sekolah dan kampus mereka lebih suka pergi rekreasi ke objek wisata alam, mall dan lain sebagainya. Kehadiran museum di daerah kita kurang dihargai. Padahal Pemerintah Pusat dan Daerah sudah bersusah payah mengeluarkan dana untuk membangun gedung museum dengan megah dan melengkapi koleksinya. Hal demikian mestinya perlu kita analisa kenapa bisa terjadi demikian.

Di Negara maju, kunjungan ke museum begitu digemari. Hampir setiap pelancong yang datang ke Negara Inggris dan perancis datang ke museum. Dengan datang ke museum lalu berfoto bersama di depan atau didalam museum memiliki kebanggaan dan kenangan tersendiri. 

Ada beberapa faktor yang menyebabkan kunjungan masyarakat ke museum meningkat di Negara maju.

  1. Museum menawarkan dan memberikan informasi dan pengetahuan yang tidak mereka dapatkan di pendidikan formal (sekolah dan kampus). Disekolah atau kampus, mereka hanya belajar teori dan mendengarkan guru atau dosen menjelaskan tentang sejarah dan budaya manusia pada masa lampau. Dengan datang ke museum, mereka bisa melihat secara langsung koleksi benda sejarah dan budaya tersebut. Mereka bisa bertanya langsung kepada pemandu museum, guru dan dosen pembimbing.
  2. Kultur masyarakat di Negara maju adalah masyarakat terpelajar dengan memiliki sikap keingin-tahuan yang tinggi terutama terhadap objek, orang, peristiwa atau kejadian yang aneh, asing dan belaum pernah ditemui dalam kehidupan sehari-hari mereka seperti dalam bidang budaya dan sejarah dari suatu bangsa. Mereka memiliki rasa keingintahuan   tentang sejarah budaya suatu suku atau sekelompok masyarakat dan bagaimana perkembangan selanjutnya. Begitu juga terhadap aspek kehidupan lainnya.
  3. Di museum, mereka belajar sambil bermain. Ini adalah pekerjaan yang menyenangkan sekaligus mengasyikkan. Kita berharap dimuseum di Indonesia bisa membawa mereka bisa terlibat atau mecoba dari benda-benda koleksi yang memungkinkan dicoba oleh para pengunjung. Misalnya, ketika seorang berkunjung ke museum Joang 45, para pengunjung bisa memakai pakaian ala pejuang 45 lengkap dengan bambu runcingnya.

Selain itu ada 4 hal yang memerlukan kajian fungsi museum dalam masyarakat dalam upaya pewarisan budaya; 1) Fungsi Properti (Kepemilikan Kebendaan). Fungsi ini adalah keterkaitan integral antara peran pengelola fisik benda budaya atau objek lainnya dan hak kepemilikan museum terhadap benda atau objek tersebut. hal ini memberikan wewenang penuh terhadap museum dalam menyimpan, mengelola dan memiliki materi kebudayaan yang ada dalam masyarakat sekitarnya; 2) Fungsi Komunikasi Integratif. Fungsi komunikasi dari museum terhadap pengujung memang sudah terlaksana, namun aspek intergrasinya belum terlaksanakan. Fungsi komunikasi yang integratif adalah pola penyajian objek (display) yang sesuai dengan selera dan respon yang diberikan oleh pengunjung. Disini pengunjung harus dapat memahami pertunjukan objek semudah mungkin dan sesuai dengan selera yang mereka inginkan; 3) Fungsi Keberlanjutan. Fungsi ini tentang keberadaan museum yang dipertahankan tanpa batas atau abadi. Pada fungsi ini sangat penting sejalan dengan sifat generatif kebudayaan yang dihantarkan oleh satu generasi ke generasi selanjutnya (proses pewarisan). Eksistensi dari museum bisa menjamin transmisi pengetahuan kebudayaan lintas waktu dan generasi, dan 4) Fungsi Pasar. Merupakan perangkat gagasan ekonomis di dalam pengelolaan museum. Ini berarti museum harus mampu kreatif didalam menjadikan objek atau benda koleksi sebagai sumber income (pendapatan) bagi pengelola museum. Memang hampir semua museum selalu mendapat subsidi dalam hal pendanaan baik dari pemerintah ataupun pihak swasta. Namun, museum yang kreatif dalam mengelola koleksi dan manajemen lebih maju dibandingkan museum yang selalu disubsidi. Museum yang kreatif tersebut selalu menarik untuk dikunjungi.

C.    Kesimpulan

Keberadaan museum sebagai lembaga strategis di dalam membantu melestarikan, mengembangkan dan mewariskan sejarah dan kebudayaan suatu masyarakat. Namun museum perlu mendapat dukungan dari berbagai kalangan masyarakat agar tetap eksis dalam menjalankan fungsi dan perannya. Peran museum akan semakin strategis dalam melestarikan sejarah dan kebudayaan masyarakat apabila terdapat persoalan degradasi kebudayaan melalui pelemahan pemahaman dan penghayatan kebendaan atau objek benda dari sejarah dan budaya masyarakat. Tidak ada ukuran yang pasti tentang hasil peran yang diberikan oleh museum yang terlihat ditengah masyarakat sebagai salah satu lembaga pewaris sejarah dan budaya, melainkan melalui ukuran substansial pada pemaknaan yang diberikan oleh anggota masyarakat terhadap peran museum tersebut.

Daftar Pustaka

Abdullah, Irwan,.Prof.Dr. 2006. Konstruksi dan Reproduksi Kebudayaan. Yogjakarta: Pustaka
            Pelajar.
Adrisijanti, Innajati,. 2012. Masyarakat dan Museum. Makalah
Annisa MG,. MA. 2011. Museum Sebagai Media Komunikasi. Museografia vol. V. No. 8
            Desember 2011 hal. 17.
 Cherish, Rika, ST.Msc. 2010. Tantangan dan Harapan Dalam Pengelolaan Museum Lokal.
            Makalah.
Dirjen Sepur. 2011. Sejarah Permuseuman di Indonesia. Jakarta
----------------. 2011. Konsep Penyajian Museum. Jakarta
Effendi, Nursyirwan, Prof.Dr. 2012. Museum Sebagai Media Pewarisan Budaya. Makalah.
Ginanjar, Agi., 2012. Prinsip Marketing Museum. Makalah
Mardiana, Intan. Dra,. 2011. Revitalisasi Museum Indonesia tahun 2010-2014. Makalah.
Muasri, Drs. 2012. Museum dan Pendidikan. Makalah.
Yulianto, Kresno. 2011. Mengelola Hubungan Dengan Pengunjung Museum. Museografia vol.
            V. No. 8 Desember 2011 hal. 63.
Yusuf, M,. 2012. Museum dan Pendidikan. Makalah.
Zed, Mestika, Prof. Dr,. 2012. Peran Museum Sebagai Sumber Pendidikan Non-Formal.
            Makalah.                                                                                              

Tuesday, November 27, 2012

"Upaya Meningkatkan Kecintaan Masyarakat Terhadap Museum" by Yuri Nasution, Duta Museum Sumatra Utara

Kecintaan masyarakat Indonesia terhadap museum masih sangat minim; terbukti dari sedikitnya kunjungan masyarakat Indonesia ke museum dengan tujuan kesenangan pribadi atau sukarela, kebanyakan berkunjung hanya karena program dari sekolah-sekolah dan instansi-instansi. Ada yang berpendapat fenomena ini terjadi di Indonesia karena Indonesia masih merupakan negara berkembang, dimana kriteria dari masyarakat yang tinggal di  negara berkembang salah satunya adalah kurangnya apresiasi terhadap ilmu pengetahuan dan juga seni budaya yang bercitarasa tinggi.

Dalam sejarahnya, museum di Indonesia memang asli impor Belanda; pertama kali didirikan oleh kelompok terpelajar Belanda (Paguyuban Jakarta untuk Seni dan Ilmu Pengetahuan) di Jakarta yang sekarang dikenal dengan Museum Nasional. Kata museum itu sendiri kita ambil tanpa perubahan kosa kata dari Bahasa Belanda. Dalam perkembangannya, museum-museum mulai beradaptasi dengan ciri khas Indonesia. Akan tetapi peminat dari masyarakat umum dirasa masih sangat sedikit, wisatawan mancanegara malah lebih tertarik untuk mengunjungi museum kita daripada masyarakat kita sendiri.

Tujuan utama dibuatnya museum untuk umum adalah untuk memberi pemahaman mengenai sejarah dan budaya terhadap masyarakat luas, agar menumbuhkan kecintaan terhadap sejarah dan budaya bangsa ini. Masyarakat Indonesia sangat mencintai hiburan berupa seni. Maka museum harus dibuat lebih berseni sehingga tidak terkesan menakutkan dan membosankan. Konsep museum dibuat seperti galeri seni, tidak hanya sekedar tempat atau gudang menyimpan barang-barang bersejarah. Isi museum pun diharapkan tidak hanya melulu tentang perjuangan di masa lalu, tetapi juga bagaimana peran pemuda di masa lalu khususnya di bidang seni dan olahraga, karena itulah yang merupakan minat tertinggi pemuda Indonesia. Kesan entertaining di museum harus lebih ditonjolkan daripada kesan educating, agar pengunjung tertarik lebih dekat ke museum. Museum sebaiknya dikonsepkan lebih ke “galeri” daripada “gedung kearsipan barang-barang bersejarah” agar masyarakat tidak segan dan takut untuk berkunjung ke museum. Selain itu, kesan nyaman dan ramah juga harus ditunjukkan oleh pihak museum kepada para pengunjung Museum. Kafetaria di museum hendaknya dibuka, dan juga tempat pembelian souvenir khas daerah yang dikunjungi. Pertunjukan kesenian juga lebih sering diadakan; seperti opera, dan juga pertunjukan tari dan musik tradisional di halaman Museum agar menambah daya tarik Museum. Promosi juga harus dilakukan lebih sering lagi; seperti menyebarkan booklet tentang museum ke masyarakat umum dan bahkan membuat iklan komersial di televisi, majalah, maupun radio.

Pihak museum sudah berupaya berupaya dalam meningkatkan daya tarik museum untuk semakin diminati oleh masyarakat umum. Konsep museum yang terkesan kaku mulai berubah menjadi lebih berseni dan menyenangkan. Contohnya di Museum Negeri Sumatera Utara, galeri-galeri museum dilengkapi dengan foto-foto yang bercirikan pop-art sehingga terlihat sangat menarik, modern, dan berkelas, tetapi tidak meninggalkan kesan budaya asli Sumatera Utara itu sendiri. Selain itu museum juga meluncurkan banyak program yang berhubungan langsung dengan masyarakat seperti Sahabat Museum dan Duta Museum.

Dengan segala usaha-usaha seperti yang sudah disebutkan di atas, diharapkan kunjungan masyarakat umum ke museum semakin bertambah. Karena fungsi museum sebenarnya sangat krusial. Museum seperti buku yang cerita didalamnya berwujud nyata; karena di museum kita tidak hanya sekedar tahu tetapi juga dapat melihat wujud asli dari apa-apa yang terjadi di masa lalu kita, begitu juga dengan budaya asli kita. Dengan berkunjung ke museum, kita bisa membentuk jati diri nasionalisme kita dan juga etnisitas kita, sehingga akan terwujud masayarakat yang nasionalis dan juga berbudaya.

Tulisan oleh Yuri Nasution, Duta Museum Sumatra Utara