Thursday, November 29, 2012

"Ayo ke Museum" by Dedi Asmara, Duta Museum Sumatra Barat


A.       Pendahuluan.

Menurut The International Council of Museums (ICOM) mendefinisikan Museum adalah sebuah lembaga yang bersifat tetap, tidak mencari keuntungan, melayani masyarakat dan perkembangannya, terbuka untuk umum, yang memperoleh, merawat, menghubungkan dan memamerkan, untuk tujuan studi, pendidikan dan kesenangan, barang-barang pembuktian manusia dan lingkungannya. Selain itu defenisi museum diperkuat oleh PP No. 19 Tahun 1995 tentang Pememanfaatan Benda Cagar Budaya di Museum pasal 1 ayat 1 yang berbunyi Museum adalah lembaga, tempat penyimpanan, perawatan, pengamanan dan pemanfaatan benda-benda materil, hasil budaya manusia serta alam dan lingkungannya guna menunjang upaya perlindungan dan pelestarian kekayaan budaya bangsa.

Dari dua pengertian diatas, fungsi dan peran museum sangat penting dalam sejarah dan budaya bangsa. Ada beberapa point penting yang menjadi potensi dari museum antara lain Pertama, museum adalah tempat pelestarian, pendidikan non formal, penelitian dan bagian dari industri budaya. Kedua, minat untuk mendirikan museum dari waktu ke waktu  cendrung meningkat oleh pemerintah, perorangan, komunitas, instansi swasta, dan perguruan tinggi. Ketiga, terbentuknya asosiasi yang mengelola museum, seperti Asosiasi Museum Indonesia (AMI). Keempat, Program tanggung jawab museum (CSR, Corporate Social Responsibility) pada perusahaan yang membantu mempopulerkan museum. Kelima, beberapa perguruan tinggi mulai mengembangkan studi tentang museum. Keenam, dukungan dari komunitas yang aktif membuat program-program permuseuman untuk publik.

B.  Pembahasan    

Pandangan umum terhadap museum bagi masyarakat Indonesia adalah tempat menyimpan barang kuno dan angker. Pandangan demikian sudah berpuluhan tahun dan sampai saat sekarang ini masih belum berubah. Berbeda dengan Negara maju, pada musim liburan sekolah dan universitas para guru dan mahasiswa mengunjugi museum untuk melakukan proses pembelajaran dan riset sambil rekreasi. Kenyataan ini tersebut berbeda dengan Indonesia. Dimana pada musim libur sekolah dan kampus mereka lebih suka pergi rekreasi ke objek wisata alam, mall dan lain sebagainya. Kehadiran museum di daerah kita kurang dihargai. Padahal Pemerintah Pusat dan Daerah sudah bersusah payah mengeluarkan dana untuk membangun gedung museum dengan megah dan melengkapi koleksinya. Hal demikian mestinya perlu kita analisa kenapa bisa terjadi demikian.

Di Negara maju, kunjungan ke museum begitu digemari. Hampir setiap pelancong yang datang ke Negara Inggris dan perancis datang ke museum. Dengan datang ke museum lalu berfoto bersama di depan atau didalam museum memiliki kebanggaan dan kenangan tersendiri. 

Ada beberapa faktor yang menyebabkan kunjungan masyarakat ke museum meningkat di Negara maju.

  1. Museum menawarkan dan memberikan informasi dan pengetahuan yang tidak mereka dapatkan di pendidikan formal (sekolah dan kampus). Disekolah atau kampus, mereka hanya belajar teori dan mendengarkan guru atau dosen menjelaskan tentang sejarah dan budaya manusia pada masa lampau. Dengan datang ke museum, mereka bisa melihat secara langsung koleksi benda sejarah dan budaya tersebut. Mereka bisa bertanya langsung kepada pemandu museum, guru dan dosen pembimbing.
  2. Kultur masyarakat di Negara maju adalah masyarakat terpelajar dengan memiliki sikap keingin-tahuan yang tinggi terutama terhadap objek, orang, peristiwa atau kejadian yang aneh, asing dan belaum pernah ditemui dalam kehidupan sehari-hari mereka seperti dalam bidang budaya dan sejarah dari suatu bangsa. Mereka memiliki rasa keingintahuan   tentang sejarah budaya suatu suku atau sekelompok masyarakat dan bagaimana perkembangan selanjutnya. Begitu juga terhadap aspek kehidupan lainnya.
  3. Di museum, mereka belajar sambil bermain. Ini adalah pekerjaan yang menyenangkan sekaligus mengasyikkan. Kita berharap dimuseum di Indonesia bisa membawa mereka bisa terlibat atau mecoba dari benda-benda koleksi yang memungkinkan dicoba oleh para pengunjung. Misalnya, ketika seorang berkunjung ke museum Joang 45, para pengunjung bisa memakai pakaian ala pejuang 45 lengkap dengan bambu runcingnya.

Selain itu ada 4 hal yang memerlukan kajian fungsi museum dalam masyarakat dalam upaya pewarisan budaya; 1) Fungsi Properti (Kepemilikan Kebendaan). Fungsi ini adalah keterkaitan integral antara peran pengelola fisik benda budaya atau objek lainnya dan hak kepemilikan museum terhadap benda atau objek tersebut. hal ini memberikan wewenang penuh terhadap museum dalam menyimpan, mengelola dan memiliki materi kebudayaan yang ada dalam masyarakat sekitarnya; 2) Fungsi Komunikasi Integratif. Fungsi komunikasi dari museum terhadap pengujung memang sudah terlaksana, namun aspek intergrasinya belum terlaksanakan. Fungsi komunikasi yang integratif adalah pola penyajian objek (display) yang sesuai dengan selera dan respon yang diberikan oleh pengunjung. Disini pengunjung harus dapat memahami pertunjukan objek semudah mungkin dan sesuai dengan selera yang mereka inginkan; 3) Fungsi Keberlanjutan. Fungsi ini tentang keberadaan museum yang dipertahankan tanpa batas atau abadi. Pada fungsi ini sangat penting sejalan dengan sifat generatif kebudayaan yang dihantarkan oleh satu generasi ke generasi selanjutnya (proses pewarisan). Eksistensi dari museum bisa menjamin transmisi pengetahuan kebudayaan lintas waktu dan generasi, dan 4) Fungsi Pasar. Merupakan perangkat gagasan ekonomis di dalam pengelolaan museum. Ini berarti museum harus mampu kreatif didalam menjadikan objek atau benda koleksi sebagai sumber income (pendapatan) bagi pengelola museum. Memang hampir semua museum selalu mendapat subsidi dalam hal pendanaan baik dari pemerintah ataupun pihak swasta. Namun, museum yang kreatif dalam mengelola koleksi dan manajemen lebih maju dibandingkan museum yang selalu disubsidi. Museum yang kreatif tersebut selalu menarik untuk dikunjungi.

C.    Kesimpulan

Keberadaan museum sebagai lembaga strategis di dalam membantu melestarikan, mengembangkan dan mewariskan sejarah dan kebudayaan suatu masyarakat. Namun museum perlu mendapat dukungan dari berbagai kalangan masyarakat agar tetap eksis dalam menjalankan fungsi dan perannya. Peran museum akan semakin strategis dalam melestarikan sejarah dan kebudayaan masyarakat apabila terdapat persoalan degradasi kebudayaan melalui pelemahan pemahaman dan penghayatan kebendaan atau objek benda dari sejarah dan budaya masyarakat. Tidak ada ukuran yang pasti tentang hasil peran yang diberikan oleh museum yang terlihat ditengah masyarakat sebagai salah satu lembaga pewaris sejarah dan budaya, melainkan melalui ukuran substansial pada pemaknaan yang diberikan oleh anggota masyarakat terhadap peran museum tersebut.

Daftar Pustaka

Abdullah, Irwan,.Prof.Dr. 2006. Konstruksi dan Reproduksi Kebudayaan. Yogjakarta: Pustaka
            Pelajar.
Adrisijanti, Innajati,. 2012. Masyarakat dan Museum. Makalah
Annisa MG,. MA. 2011. Museum Sebagai Media Komunikasi. Museografia vol. V. No. 8
            Desember 2011 hal. 17.
 Cherish, Rika, ST.Msc. 2010. Tantangan dan Harapan Dalam Pengelolaan Museum Lokal.
            Makalah.
Dirjen Sepur. 2011. Sejarah Permuseuman di Indonesia. Jakarta
----------------. 2011. Konsep Penyajian Museum. Jakarta
Effendi, Nursyirwan, Prof.Dr. 2012. Museum Sebagai Media Pewarisan Budaya. Makalah.
Ginanjar, Agi., 2012. Prinsip Marketing Museum. Makalah
Mardiana, Intan. Dra,. 2011. Revitalisasi Museum Indonesia tahun 2010-2014. Makalah.
Muasri, Drs. 2012. Museum dan Pendidikan. Makalah.
Yulianto, Kresno. 2011. Mengelola Hubungan Dengan Pengunjung Museum. Museografia vol.
            V. No. 8 Desember 2011 hal. 63.
Yusuf, M,. 2012. Museum dan Pendidikan. Makalah.
Zed, Mestika, Prof. Dr,. 2012. Peran Museum Sebagai Sumber Pendidikan Non-Formal.
            Makalah.                                                                                              

0 comments:

Post a Comment