Tuesday, November 27, 2012

"Upaya Meningkatkan Kecintaan Masyarakat Terhadap Museum" by Yuri Nasution, Duta Museum Sumatra Utara

Kecintaan masyarakat Indonesia terhadap museum masih sangat minim; terbukti dari sedikitnya kunjungan masyarakat Indonesia ke museum dengan tujuan kesenangan pribadi atau sukarela, kebanyakan berkunjung hanya karena program dari sekolah-sekolah dan instansi-instansi. Ada yang berpendapat fenomena ini terjadi di Indonesia karena Indonesia masih merupakan negara berkembang, dimana kriteria dari masyarakat yang tinggal di  negara berkembang salah satunya adalah kurangnya apresiasi terhadap ilmu pengetahuan dan juga seni budaya yang bercitarasa tinggi.

Dalam sejarahnya, museum di Indonesia memang asli impor Belanda; pertama kali didirikan oleh kelompok terpelajar Belanda (Paguyuban Jakarta untuk Seni dan Ilmu Pengetahuan) di Jakarta yang sekarang dikenal dengan Museum Nasional. Kata museum itu sendiri kita ambil tanpa perubahan kosa kata dari Bahasa Belanda. Dalam perkembangannya, museum-museum mulai beradaptasi dengan ciri khas Indonesia. Akan tetapi peminat dari masyarakat umum dirasa masih sangat sedikit, wisatawan mancanegara malah lebih tertarik untuk mengunjungi museum kita daripada masyarakat kita sendiri.

Tujuan utama dibuatnya museum untuk umum adalah untuk memberi pemahaman mengenai sejarah dan budaya terhadap masyarakat luas, agar menumbuhkan kecintaan terhadap sejarah dan budaya bangsa ini. Masyarakat Indonesia sangat mencintai hiburan berupa seni. Maka museum harus dibuat lebih berseni sehingga tidak terkesan menakutkan dan membosankan. Konsep museum dibuat seperti galeri seni, tidak hanya sekedar tempat atau gudang menyimpan barang-barang bersejarah. Isi museum pun diharapkan tidak hanya melulu tentang perjuangan di masa lalu, tetapi juga bagaimana peran pemuda di masa lalu khususnya di bidang seni dan olahraga, karena itulah yang merupakan minat tertinggi pemuda Indonesia. Kesan entertaining di museum harus lebih ditonjolkan daripada kesan educating, agar pengunjung tertarik lebih dekat ke museum. Museum sebaiknya dikonsepkan lebih ke “galeri” daripada “gedung kearsipan barang-barang bersejarah” agar masyarakat tidak segan dan takut untuk berkunjung ke museum. Selain itu, kesan nyaman dan ramah juga harus ditunjukkan oleh pihak museum kepada para pengunjung Museum. Kafetaria di museum hendaknya dibuka, dan juga tempat pembelian souvenir khas daerah yang dikunjungi. Pertunjukan kesenian juga lebih sering diadakan; seperti opera, dan juga pertunjukan tari dan musik tradisional di halaman Museum agar menambah daya tarik Museum. Promosi juga harus dilakukan lebih sering lagi; seperti menyebarkan booklet tentang museum ke masyarakat umum dan bahkan membuat iklan komersial di televisi, majalah, maupun radio.

Pihak museum sudah berupaya berupaya dalam meningkatkan daya tarik museum untuk semakin diminati oleh masyarakat umum. Konsep museum yang terkesan kaku mulai berubah menjadi lebih berseni dan menyenangkan. Contohnya di Museum Negeri Sumatera Utara, galeri-galeri museum dilengkapi dengan foto-foto yang bercirikan pop-art sehingga terlihat sangat menarik, modern, dan berkelas, tetapi tidak meninggalkan kesan budaya asli Sumatera Utara itu sendiri. Selain itu museum juga meluncurkan banyak program yang berhubungan langsung dengan masyarakat seperti Sahabat Museum dan Duta Museum.

Dengan segala usaha-usaha seperti yang sudah disebutkan di atas, diharapkan kunjungan masyarakat umum ke museum semakin bertambah. Karena fungsi museum sebenarnya sangat krusial. Museum seperti buku yang cerita didalamnya berwujud nyata; karena di museum kita tidak hanya sekedar tahu tetapi juga dapat melihat wujud asli dari apa-apa yang terjadi di masa lalu kita, begitu juga dengan budaya asli kita. Dengan berkunjung ke museum, kita bisa membentuk jati diri nasionalisme kita dan juga etnisitas kita, sehingga akan terwujud masayarakat yang nasionalis dan juga berbudaya.

Tulisan oleh Yuri Nasution, Duta Museum Sumatra Utara

0 comments:

Post a Comment